Garis
Lintang
Dalam Geografi, garis lintang
adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap
garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang biasanya dinotasikan
dengan simbol huruf Yunani φ. Posisi lintang merupakan penghitungan sudut
dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub
selatan. Ko-lintang adalah tambahan dari lintang. Lintang di sebelah
utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian pula
lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS).

Garis Lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah diantara garis Khatulistiwa yang diapit oleh garis CANCER dan garis CAPRICORN (antara 23,27 o LU – 23,27 o LS) disebut daerah tropis, karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari, di daerah ini hanya dikenal 2 musim yaitu musim panas dan penghujan. Sementara daerah antara 23,27o LU dan 66,33oLU serta antara 23,27oLS dan 66,33oLS disebut daerah sub-tropis, di daerah ini dapat terjadi 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Sementara di daerah dekat Kutub utara dan selatan (90oLU dan 90oLS) dapat terjadi masa dimana dalam satu hari tidak muncul matahari, atau sebaliknya dalam satu hari matahari selalu bersinar (dikenal dengan istilah matahari tengah malam)
Garis Bujur
Garis Bujur adalah garis yang
membujur, membagi bola bumi menjadi dua, yaitu bagian barat dan timur. Garis
tersebut menghubungkan ke dua kutub dan melewati kota Greenwich, Inggris.
Pengukurannya dalam derajat, menit dan detik. Misalnya 5o 10’ 30” B.

Garis bujur inilah yang pada
perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai
belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat dua jam yang
digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan
jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan matahari. Selisih dari dua
jam yang berbeda itulah para pelaut secara praktis dapat menentukan derajat
garis bujur dimana mereka berada. Sama seperti garis lintang, jarak antar garis
bujur juga disebutkan dalam satuan derajat. Penulisannya pada koordinat juga
sama seperti penulisan untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah symbol
huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk
Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E (East) untuk Bujur Timur dan
huruf W (West) untuk Bujur Barat.
Titik di barat bujur 0° dinamakan
Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur. Kombinasi garis
lintang dan garis bujur ini berguna untuk menentukan suatu lokasi di permukaan
bumi. Garis Lintang menandakan sumbu x
dan garus bujur menandakan sumbu y
dalam sistem koordinat cartesian. Sebagi contoh kota Sabang di pulau We berada
pada koordinat 6oLU 95o BT, dan kota Merauke di Papua
memiliki koordinat 11oLS dan 141oBT.
Koordinat adalah titik pertemuan (titik potong) antara Garis Lintang dan
Bujur. Jika suatu tempat sudah bisa disebutkan Garis Lintang dan Bujur-nya maka
dapat segera dicari posisinya pada peta yang sudah dilengkapi dengan kedua
garis tersebut. Kita hanya tinggal melihat angka derajatnya yang tertulis pada
sisi gambar peta. Titik pertemuan kedua garis itu dianggap telah menyebutkan
posisi suatu tempat pada peta.
Bujur kadangkala dinotasikan oleh abjad Yunani λ, menggambarkan lokasi sebuah tempat
di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah
timur dan −180° arah barat. Tidak seperti lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, tidak ada
posisi awal alami untuk bujur. Oleh karena itu, sebuah dasar meridian harus dipilih. mengadopsi meridian
Greenwich sebagai Meridian utama universal atau titik nol bujur.
Ternyata pengetahuan tentang Garis
Lintang dan Bujur ini sudah cukup lama didapat orang. Kabarnya Eratosthenes,
seorang ahli matematika dan juga seorang ahli geografi dari Yunani sudah pernah
membicarakan tentang Garis Lintang dan Bujur ini pada abad ketiga sebelum
masehi. Dan pada abad kedua setelah masehi, Hipparchus adalah orang yang
dianggap pertama kali menggunakan kedua garis ini untuk menentukan posisi suatu
tempat. Di kemudian hari pengetahuan dan penggunaan Garis Lintang dan Bujur
makin disempurnakan oleh para ahli setelah mereka berdua.